Perayaan Ulang Tahun Turonggo Jati Mudha Jadi Kesempatan UMKM Untuk Tumbuh
Oleh Khoirur Rais Negara
Dipublikasikan pada 6 Juli 2025

UMKM Sumberejo- Pada Sabtu 5 Juli 2025, suasana Padukuhan Ketonggo di Kalurahan Sumberejo Semin Gunungkidul terasa berbeda. Warga berkumpul ramai-ramai untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-1 Paguyuban Seni Turonggo Jati Mudha atau biasa disingkat TJM.
Acara ini dimeriahkan oleh pertunjukan Jathilan yang digelar di basecamp TJM. Tema yang diusung adalah Melestarikan Budaya Jawa lewat Kesenian Jathilan. Tidak hanya menjadi tontonan, acara ini juga menjadi ajang kumpul warga sekaligus ruang bagi pelaku UMKM untuk menunjukkan produk mereka.

Paguyuban ini resmi berdiri pada tahun 2024. Tapi sebenarnya semangat TJM sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Paguyuban, Pak Suryano atau yang lebih akrab dipanggil Pak Toyek.
Menurutnya, tujuan utama dari TJM bukan soal besar atau kecilnya acara, tapi bagaimana kesenian tradisional bisa terus hidup dan dinikmati oleh generasi muda.
Pertunjukan hari itu cukup beragam. Ada Gedruk Suro Wiyoto, penampilan TJM Putra dan Putri, serta Kreasi Singo Lodoyo. Gerakan para penari menggambarkan keberanian, semangat, dan nilai-nilai budaya yang masih dijaga sampai sekarang.

Selain pertunjukan, warga juga membuka stand UMKM. Berbagai produk lokal seperti makanan tradisional dan kerajinan tangan dijual di sana. Banyak penonton yang juga datang sekalian jajan atau beli oleh-oleh. Ini menunjukkan bahwa kesenian dan ekonomi bisa tumbuh bersama.
Pak Toyek menyampaikan bahwa dengan adanya acara seperti ini, banyak warga yang terbantu. Bukan hanya seniman, tapi juga pedagang kecil. Semua bisa ikut merasakan manfaatnya.

Acara berlangsung dari pagi sampai malam. Tidak hanya warga Ketonggo yang datang, tapi juga warga dari padukuhan lain bahkan tamu dari luar daerah. Turut hadir pula tokoh masyarakat dan aparat desa yang memberikan dukungan.
Rencananya, acara ulang tahun ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun. Lokasinya tetap di basecamp Ketonggo yang sekarang sudah jadi pusat kegiatan budaya dan pelatihan.

Lewat acara ini, TJM ingin menunjukkan bahwa menjaga budaya tidak harus lewat cara yang rumit. Cukup dengan berkumpul, berkesenian, dan melibatkan masyarakat, budaya bisa tetap hidup. UMKM pun bisa ikut berkembang.
Kesenian dan usaha kecil adalah dua kekuatan yang saling menguatkan. Jika terus dijaga bersama, desa bisa menjadi tempat yang tidak hanya lestari secara budaya, tapi juga mandiri secara ekonomi.